Pajak Baru Malaysia Cemaskan Pelaku Keuangan Syariah

edit



Pajak Baru Malaysia Cemaskan Pelaku Keuangan Syariah
Para investor sukuk di Malaysia diimbau untuk segera membeli surat utang syariah di awal tahun depan. Apa alasannya?
Dream - Tahun 2014 belum berakhir, namun para pemburu surat utang syariah (sukuk) telah bersiap-siap menyambut 2015. Rencana investasi telah dipikirkan agar bisa mendatangkan untung.
Langkah inilah yang sekrang sedang dipersiapkan investor sukuk Malaysia. Upaya antisipasi diperlukan seiring rencana pemberlakuan pajak baru yang akan mendorong laju inflasi dan suku bunga acuan.
Rata-rata kenaikan harga barang kebutuhan di Malaysia ditaksir berada di level 4 persen pada tahun 2015. Raihan ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun.
Kenaikan ini dipicu rencana pengenaan pajak konsumsi baru yang mulai berlaku April 2015.
Otoritas bank sentral Malaysa, Bank Negara Malaysia, diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga menjadi 3,87 persen dari sebelumnya 3,25 persen.
Melihat kondisi tersebut, BNP Paribas Investment Partners Najmah Malaysia Sdn. dan RHB Research Institute Sdn menyarakan investor untuk membeli sukuk sebelum terjadi inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga.
Pemerintah Malaysia memang berencana memungut pajak 6 persen atas barang dan jasa sebagai usaha memotong defisit fiskal yang diakibatkan subsidi bahan bakar.
Meskipun penerapan pajak atas barang dan jasa akan mendorong kenaikan harga, Bank Negara mungkin akan menjaga kebijakan suku bunga acuan tidak berubah pada tahun depan. Pasalnya, turunnya harga komoditas telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global, kata Fakrizzaki Ghazali dari RHB.
"Tidak lagi ada ekspektasi kenaikan suku bunga tahun depan," Nik Mukharriz Muhammad, seorang analis pendapatan tetap di Kuala Lumpur, Malaysia seperti dikutip Dream dari laman Bloomberg, Senin, 15 Desember 2014.
Aset perbankan syariah di Malaysia tercatat meningkat 9,7 persen menjadi US$ 167 miliar per Juli 2014 dibandingkan tahun sebelumny. Porsi aset bank syariah ini setara 25 persen dari total pasar keuangan Negeri Jiran tersebut.
"Kami percaya bahwa permintaan penerbitan sukuk akan tetap kuat tahun depan, karena likuiditas domestik yang cukup dan adanya permintaan untuk aset oleh asuransi dan dana pensiun," kata Khoo Poh Sim, dari BNP Paribas Investment. (Ism)
FOLLOW
Previous
Next Post »

NO SARA, NO RASIS, Jika belum punya akun BLOGGER silahkan komentar dengan pilihan ANOYMOUS Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Thanks for your comment