Nilai Spiritual Ramadan Telah Luntur?

edit

Para ulama yakin perkembangan ekonomi, gaya hidup dan kemajuan teknologi telah melunturkan esensi spiritual Ramadan bagi umat Islam.
Selama Ramadan, umat Islam di seluruh dunia seharusnya mengambil bagian dalam sebuah perjalanan spiritual, yang dimaksudkan untuk memperkuat ikatan batin seseorang dengan Tuhan.
Namun, dalam dekade terakhir tradisi dan ritual Ramadan banyak yang telah diganti dengan kecenderungan baru, yang tidak memiliki nilai spiritualitas.
Di masa lalu, orang-orang menyambut bulan Ramadan dengan tradisi khusus dan lagu-lagu yang menciptakan suasana damai dan sukacita. Tapi, saat ini, orang merayakan bulan suci dengan mengunjungi kafe shisha, buka puasa secara mewah dan mengunjungi mal untuk belanja dan menonton sinetron TV.
Bahkan kemeriahan Ramadan sudah tak terasa sejak lentera berwarna-warni yang digunakan untuk menghias jalan-jalan dan rumah-rumah, tak dinyalakan lagi di komunitas muslim.
Hal ini menyebabkan banyak pertanyaan apakah Ramadan telah kehilangan esensi spiritualnya.
Kepada Gulf News, Selasa 15 Juli 2014, para ulama sepakat bahwa kemajuan ekonomi, perubahan gaya hidup, tekanan kerja dan meluasnya teknologi komunikasi adalah faktor makin menghilangnya nilai spiritual Ramadan.
Ahmad Al Qubaisi, seorang sarjana Islam terkemuka, menyebutkan semangat Ramadan banyak yang hilang karena faktor-faktor politik, ekonomi, material dan psikologis sosial, serta konsumerisme.
Ia percaya semangat bulan puasa benar-benar hilang dalam masyarakat Arab pada umumnya.
Ramadan adalah bulan di mana umat Islam ditantang untuk memurnikan jiwa mereka. Tetapi kini telah menjadi satu bulan tanpa kesan. Alih-alih semakin dekat dengan Tuhan melalui ibadah, orang mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar, menghabiskan berjam-jam menonton program Ramadan dan tidur setelah subuh, kata Al Qubaisi.
Ditambahkannya, Ramadan tidak diragukan lagi merupakan panggilan untuk pembaruan dan kebangkitan spiritual.
"Orang-orang seharusnya memaknai bulan ini sebagai bulan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Tetapi, sayangnya, kesempatan ini dibuang dengan sia-sia karena banyak yang tenggelam dalam hal-hal yang bersifat material yang tidak ada hubungannya dengan sifat spiritual," katanya.
Di bulan Ramadan sebagian orang lebih fokus memikirkan makanan dan bukan esensi sejati bulan Ramadan. Para perempuan lebih sibuk memasak dan membuang kesempatan berharga ini untuk menyembah Tuhan dan menikmati nilai spiritualitas Ramadan.
Ahmad Ali Al Haddad, seorang dosen dan arbiter internasional, mengatakan banyak hal telah berubah karena pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hal itu berpengaruh pada masyarakat Uni Emirat Arab (UEA), khususnya kehidupan spiritual mereka, secara positif dan negatif.
Tidak diragukan lagi ada penurunan tradisi dan adat istiadat karena pembangunan ekonomi dan perkotaan serta keterlibatan dalam aspek material dan tekanan hidup, yang pada akhirnya mempengaruhi suasana spiritual Ramadan.
"Di masa lalu, banyak keluarga, kerabat dan tetangga berkumpul untuk buka bersama di rumah selama bulan Ramadan. Tapi sekarang hal itu jarang sekali terjadi," kata Al Haddad.
Meluasnya teknologi komunikasi, seperti smartphone dan iPad, di antara banyak sarana teknologi lainnya seperti jejaring sosial telah memberikan kontribusi minimnya pertemuan fisik. Orang-orang sekarang tidak mau repot-repot mengunjungi satu sama lain. Sebagai gantinya, mereka cukup mengirim pesan atau SMS ucapan selamat.
Al Haddad percaya bahwa masyarakat Uni Emirat Arab telah dipengaruhi tradisi dan kebiasaan ekspatriat yang tinggal di negara ini. Mengingat bahwa ekspatriat di UEA mewakili lebih dari 200 kewarganegaraan.
Keragaman tradisi yang dibawa ekspatriat telah memberikan kontribusi dalam mempengaruhi kebiasaan warga UEA dalam menyambut Ramadan. Bahkan dalam hal makan dan ketaatan acara-acara khusus.
Al Haddad mengatakan tidak peduli bagaimana orang melihat transformasi baru Ramadan, umat Islam harus mengutamakan keseimbangan yang baik antara spiritualitas dan material. (Ism)
Previous
Next Post »

NO SARA, NO RASIS, Jika belum punya akun BLOGGER silahkan komentar dengan pilihan ANOYMOUS Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Thanks for your comment