"Muslim Amerika menjaga kita tetap aman. Mereka polisi kita dan pemadam kebakaran kita," tutur Obama, disambut tepuk tangan meriah.
Dream -
Suara Barack Obama lama-lama tenggelam. Sampai tak terdengar lagi karena
ditelan riuh tepuk tangan. Sorak sorai. Masjid Baltimore langsung
bergemuruh. Seluruh kepala menoleh. Ke arah yang ditunjuk oleh jari sang
Presiden.
Dari tengah kerumunan, berdirilah wanita
berhijab. Kepala mengangguk, bibir tersenyum. Dialah Ibtihaj Muhammad,
atlet anggar tim Amerika Serikat. Muslimah yang disebut Obama. Tepuk
tangan dan sorak sorai semakin membahana. Wanita itu kembali duduk, dan
Obama melanjutkan pidato.
“Saya memintanya membawa pulang emas.
Tidak bermaksud memberi beban kepadamu,” kata Obama dengan senyum
mengembang. Dia berseru. Bangga.
Obama pantas bangga. Layak menaruh asa
di pundak Ibtihaj. Dan puja-puji Obama itu bukan bualan belaka. Harapan
itu bukan pula pepesan kosong. Hijaber yang satu itu memang punya
kemampuan.
Dialah ratu anggar peringkat dua di
negeri Paman Sam. Atlet 30 tahun itu duduki di urutan tujuh dunia.
Disegani di ajang dalam dan luar negeri.
Dan Agustus mendatang, Ibtihaj akan
menoreh sejarah. Jadi atlet pertama AS yang tampil berhijab di Olimpiade
Rio de Janeiro, Brasil. Mengharumkan kaum Muslim dan juga negara.
***
Lahir dalam keluarga Muslim taat, Ibtihaj harus memilih hobi. Orangtuanya selalu teguh memegang ajaran agama. Sehingga mencari olahraga yang memungkinkan anak mereka tetab berhijab.
Lahir dalam keluarga Muslim taat, Ibtihaj harus memilih hobi. Orangtuanya selalu teguh memegang ajaran agama. Sehingga mencari olahraga yang memungkinkan anak mereka tetab berhijab.
Orangtua Ibtihaj melihat anggar memenuhi
harapan itu. Mereka menilai sang putri bisa mengukir prestasi,
mengharumkan nama bangsa, tanpa harus melepas hijab yang menjadi kewajiban agama.
Sejak itulah, dia terjun ke dunia
anggar. Dan sejak itu pula, tak pernah berpaling ke belakang. Kala itu,
usia Ibtihaj baru 13. Dia tekun berlatih. Mengolah pedang di tangan.
Menyabet dan menusuk.
Dan pada 2002, wanita asal New Jersey
itu bergabung dengan Peter Westbrook Foundation, sebuah program
pengembangan keterampilan untuk anak muda pada komunitas marjinal di New
York.
Dari program itulah, Ibtihaj diundang
berlatih di bawah bimbingan Ahki Spencer-El, atlet anggar AS yang
berlaga di Olimpiade Sydney, Australia, pada 2000. Melalui tangan
Spencer, bakat Ibtihaj semakin terasah.
Saat masih junior, Ibtihaj tiga kali
jadi jawara nasional. Dia jadi juara Olimpiade Junior pada 2005. Dan
enam tahun belakangan, dia kumpulkan banyak medali, melalui ajang Pan
American Championship Teams, Pan American Games Teams, dan Senior World
Championship Teams.
Karena prestasi mengilap itu, Ibtihaj
didaulat sebagai Muslim Sportswoman of the Year pada tahun 2012.
Prestasi ini semakin mengukuhkan belasan medali yang sudah bertumpuk di
kamarnya.
Ibtihaj juga ditunjuk sebagai Duta
Pemberdayaan Perempuan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan AS. Dia
sudah berkeliling ke berbagai negara untuk kampanye pendidikan dan
olahraga.
Prestasi ini tentu membuat komunias
Muslim AS bangga. Setidaknya menjadi bukti andil komunitas Muslim yang
jumlahnya sekitar 3,3 juta. Atau satu persen dari seluruh populasi
Amerika Serikat.
Dan bukti ini sangat penting. Maklum,
selama ini komunitas Muslim selama ini disorot tajam oleh mata Paman
Sam, akibat informasi keliru setelah tragedi World Trade Center. Muslim
tak lagi disepelekan.
“Ini merupakan kondisi politik yang
sulit. Saya pikir Muslim berada di bawah mikroskop dan saya berharap
untuk mengubah citra atas pandangan orang terhadap Muslimah,” tutur
Ibtihaj.
***
Dan bukan hanya Ibtihaj yang telah
memberi bukti. Lihatlah di Gedung Putih. Di ring satu Washington. Di
sana ada Rumana Ahmed. Tangan kanan penasihat keamanan nasional Obama,
Ben Rhodes.
Perempuan berhijab ini punya peran
penting dalam setiap kebijakan keamanan yang dikeluarkan Obama. Saban
hari, dia juga bergelut dengan informasi rahasia AS, untuk merumuskan
kebijakan keamanan Paman Sam.
Lihat pula Dahlia Mogahed. Perempuan
berhijab ini punya jabatan mentereng. Menjadi penasihat Obama bersama
orang-orang top di Gedung Putih.
Ibtihaj, Rumana, dan Mogahed, mungkin
hanya segelintir Muslim di AS. Selain mereka, masih banyak yang memberi
kontribusi bagi negaranya. Mulai dari ekonomi, politik, hingga ilmu
pengetahuan.
Komunitas Muslim tak lepas dari
masyarakat AS. Mereka juga berkontribusi. Di bidang masing-masing.
Sebagaimana pidato Obama saat berkunjung ke Masjid Baltimore pada
Februari itu.
“Muslim Amerika menjaga kita tetap aman.
Mereka polisi kita dan pemadam kebakaran kita,” tutur Obama, disambut
tepuk tangan meriah.
NO SARA, NO RASIS, Jika belum punya akun BLOGGER silahkan komentar dengan pilihan ANOYMOUS Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon