Inspiratif, 7 Entrepreneur Ubah Kemalangan Jadi Kesuksesan

edit
Berkomentarlah Dengan Baik Dan Bijak


Inspiratif, 7 Entrepreneur Ubah Kemalangan Jadi Kesuksesan Ilustrasi
Sakit keras, luka parah, bahkan kebutaan tak menghalangi para perintis bisnis ini menggapai kesuksesan
Dream - Memulai bisnis adalah usaha yang menantang dan pekerjaan seumur hidup. Keberhasilan yang tercapai akan menjadi prestasi luar biasa besar yang akhirnya dinikmati para petarung.
Terkadang tak selamanya jalan menuju kesuksesan terbentang mulus. Kerikil kerikil tajam seringkali menghadang di tengah jalan. Bagi mereka yang bermental baja, perjuangan merintis bisnis takkan berhenti hanya karena cobaan itu.
Dalam kehidupan nyata, sejumlah pendiri startup memiliki hambatan sulit dalam membangun bisnisnya. Sering kali kesulitan itu lebih dari sekadar mengajukan pinjaman di bank atau belajar bagaimana memasarkan produk.
Tak cuma hambatan bisnis, beberapa pengusaha pejuang bahkan harus menghadapi tantangan mulai dari sakit keras, luka parah bahkan mengalami kebutaan.
Mengutip laman businessnewsdaily, Minggu, 31 Mei 2015, berikut tujuh pebisnis startup bermental baja tersebut:
1. Patrick Bet-David (PHP Agency)
Lahir di negara Iran yang saat itu dilanda perang, Bet-David melarikan diri dengan ibunya pada akhir 1980-an. Mereka kemudian menghabiskan dua tahun di sebuah kamp pengungsi di Jerman sebelum berimigrasi ke Amerika Serikat ketika dia masih 12 tahun.
Setelah bergabung Angkatan Udara AS selama beberapa tahun, Bet-David bekerja di berbagai bidang usaha hingga akhirnya mendapat posisi di perusahaan keuangan besar Morgan Stanley. Namun karir di Morgan Stanley membuatnya bosan hingga dia keluar dan mendirikan bisnisnya sendiri, PHP Agency pada Oktober 2009. Kini, perusahaan jasa pembiayaan keuangan itu telah memiliki lebih dari 5.500 cabang di 33 negara bagian.
"Saya tidak pernah bisa meramalkan ini," kata Bet-David. "Orang tua kami menyuruh anak-anaknya untuk menjauh dari bisnis ini karena mereka pikir saya tidak akan berarti apa-apa."
2. Isaac Lidsky (ODC Construction)
Bayangkan, memulai dan menumbuhkan bisnis yang sukses, tapi tidak pernah bisa melihat hasil kerja keras. Ini adalah seperti yang terjadi pada Isaac Lidsky, yang didiagnosis pada usia 13 dengan penyakit yang benar-benar merampas penglihatannya pada usia 25.
"Awalnya, saya tertekan dan ketakutan," kata Lidsky kepada Business News Daily. "Saya punya kesalahpahaman yang terbentuk sebelumnya tentang cacat dan keterbatasan, dan saya merasa tak berdaya. Tapi semua itu ternyata hanyalah imej yang kita bentuk."
Berkat ketekunan dan sifat tidak pernah menyerah kepada keterbatasannya, kini Lidsky adalah seorang CEO perusahaan konstruksi besar ODC Construction yang membangun ribuan rumah di Florida dengan pendapatan terakhir mencapai US$ 68 juta.
Lidsky menyebut sukses bisnisnya karena kemampuanya melepaskan perasaan takut dan bagaimana menguasai keadaan.
"Saya punya imej keterbatasan tentang kebutaan saya dan itu sangat berpengaruh pada kemampuan saya mencapai sukses. Di samping itu, saya juga belajar tentang tanggung jawab terbesar dalam hidup dan keterbatasan saya segera memudarnya pada akhirnya," katanya.
3. Chad Mureta (App Empire)
Mureta menjalankan bisnis real estate saat kecelakaan mengerikan menimpanya. Dia hampir tidak bisa menggunakan lengannya. Usahanya tak mungkin berjalan tanpa kehadirannya di lapangan karena dia harus tetap di rumah sakit dalam jangka waktu lama.
Saat berbaring di rumah sakit itu, Mureta berpikir harus berganti bisnis. Setelah membaca sebuah artikel tentang aplikasi mobile, Mureta memutuskan untuk menciptakan aplikasi sendiri. Saat itu, industri aplikasi mobile masih baru, jadi dia melihat ada potensi yang akan tumbuh besar.
Mureta kemudian meminjam dana US$ 1.800 untuk membuat aplikasi pertamanya Fingerprint Security - Pro. Aplikasi mobile yang dijual di App Store itu laris dan masuk 50 aplikasi mobile paling populer. Dari hasil jualan aplikasi, Mureta memperoleh pendapatan US$ 140 ribu. Sejak itu, Mureta mendirikan dan telah menjual tiga perusahaan aplikasi mobil - Empire Apps, Best Apps dan T3 Apps.
Kepada pemula, Mureta menyarankan untuk tidak terintimidasi oleh kurangnya pengalaman dalam industri yang akan diterjuni jika mereka melihat peluang di dalamnya. Mureta bukan orang teknologi, tapi dia melakukan riset pasar dan konsumen. Hasilnya, dia melihat peluang untuk orang seperti dirinya.
4. William Nobrega (CQS International)
Nobrega adalah contoh pengusaha startup yang pernah bangkrut namun bangkit kembali. Awal tahun 2014, pengusaha ini bangkrut dan terdampar di kolong jembatan di Hong Kong. Namun dia punya ide bisnis baru dari keadaannya itu.
Sebagai mantan Marinir AS, Nobrega punya prinsip kegagalan bukanlah akhir segalanya. Dia mengajak kolega yang punya pikiran dan dedikasi sama untuk membentuk perusahaan baru.
CQS International, sebuah perusahaan asuransi online yang memanfaatkan teknologi mobile dan berbasis lokasi untuk penjualan polis secara instan, didirikan kurang dari setahun yang lalu dan sudah bernilai lebih dari US$ 170 juta.
"Jangan pernah berhenti," kata Nobrega. "Jika Anda percaya, dan Anda benar-benar harus percaya, maka Anda akan bersedia untuk mengorbankan segalanya untuk mencapai apa yang Anda percaya itu. Jika Anda cukup beruntung memperoleh tim yang tepat, mereka akan memiliki mentalitas yang sama dengan Anda. Anda akan mengalami hambatan semua sepanjang jalan, tapi bagaimana Anda berurusan dengan hambatan itu dan bagaimana Anda mengatasinya akan menentukan keberhasilan Anda."
5. Jason Pinchoff (Pinch NYC & The Linda B. Pinchoff Foundation)
Kehilangan bertubi-tubi anggota keluarganya, Jason Pinchoff akhirnya mendirikan Linda B. Pinchoff Foundation, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk menyuarakan dan mendukung keluarga yang anggotanya terkena kanker.
"Saya menyadari begitu banyak orang yang hanya diam dengan masalah penyakit kanker sehingga saya meluncurkan yayasan ini."
Untuk mendanai yayasan tersebut, Pinchoff kemudian mendirikan perusahaan pakaian Pinch NYC.
"Dalam dunia bisnis, Anda harus siap untuk menerima kabar baik dan buruk ... dan jangan biarkan apapun yang bisa menghentikan Anda mengerjakan segala yang Anda percaya. Saya melihat sangat banyak orang yang ingin memulai usaha kecil tapi [gagal] karena mereka tidak benar-benar memiliki hati yang kuat."
6. Barry Shore (Dlyte.com)
Ketika pengusaha dan wirausahawan Barry Shore memasuki 55 tahun, ia didiagnosa dengan sindrom Guillain-Barré (GBS), gangguan neurologis langka yang membuat dia lumpuh dari leher ke bawah.
"Saya hanya bisa berjalan dengan bantuan tongkat dan tidak bisa berenang ... tapi saya tidak bisa lagi menjalani kehidupan hiruk-pikuk bisnis sehari-hari," kata Shore. "Jadi, saya menggunakan gairah, semangat dan kreativitas saya untuk menginspirasi orang-orang yang bekerja dengan saya."
Berkat gairah, semangat dan kreativitas tersebut, Shore mendirikan Dlyte.com, sebuah perusahaan gift card pada tahun 2012. Dengan pengalaman 20 tahun di bidang gift card, Shore membangun bisnis yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan uang tunai dengan menukar poin untuk setiap gift card yang dibeli di Dlyte.
Sepanjang perjuangannya yang panjang, Shore tetap optimis dan menolak untuk membiarkan penyakitnya menghentikan dia dari berpikir, merencanakan bisnis dan bermimpi.
"Tetap positif dan selalu berpikir. Jika Anda terus mencoba, jawaban akan segera datang. Seperti kata Nike 'Just do it'."
7. Gigi Stetler (RV Fun Club & SoLongPain)
Hidup tidak mudah bagi Gigi Stetler, seorang ibu tunggal yang tidak lulus sekolah menengah atas. Di awal karirnya, dia dikhianati mentor yang sudah dianggap ayahnya. Lebih buruknya, ia diserang, ditikam hingga mati di apartemennya sendiri.
Stetler yang kini jadi pebisnis dan pengarang "Unstoppable: Surviving Is Just the Beginning". Stetler adalah agen tunggal pemegang merek mobil Recreational Van atau RV, industri berat yang didominasi laki-laki.
Selain itu baru-baru ini, ia mendirikan klub keanggotaan RV pertama dan satu-satunya di AS, RV Fun Club. Dia juga telah meluncurkan minuman suplemen alami yang disebut SoLongPain.
"Apa yang membuat saya terus berjuang adalah rasa lapar untuk membuktikan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa segala sesuatu adalah mungkin. Ya, memang banyak kendala tapi saya tidak pernah berhenti. Saya selalu menemukan cara untuk bergerak di sekitar hambatan."
Stetler mengatakan bahwa banyak orang, terutama mereka yang mengalami tragedi atau kehilangan pekerjaan atau bisnis, merasa kalah dan ingin berhenti mengejar mimpi mereka. Tapi ini, kata Stetler, adalah pendekatan yang salah.
"Jangan menyerah, jangan menyerah - bangkit kembali dan mulai membangun kembali hidup Anda secepat mungkin."
Previous
Next Post »

NO SARA, NO RASIS, Jika belum punya akun BLOGGER silahkan komentar dengan pilihan ANOYMOUS Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Thanks for your comment